Dinginnya udara kota Malang pagi ini membuatku sedikit bergumam..
“ betapa malasnya aku “
Kali kesekian aku mendapati diriku teggelam dalam sebuah kemalasan. Entah apa yang aku pikirkan ketika aku sedang bermalas-malasan saat itu. Aku sadar bahwa aku memiliki segunung tugas besar didepan sana, tapi aku juga sadar bahwasanya aku memang sedang malas. Aku malas melakukan sesuatu, aku malas untuk berfikir, dan kemudian aku memutuskan untuk malas untuk maju.
Aku rasa tak ada halangan besar yang menyebabkan kemalasanku ini timbul. “Sama sekali tak ada”, gumamku dalam hati. Namun mengapa aku begitu sangat malas dalam bekerja, dalam menggapai harapanku yang tinggal beberapa langkah lagi? Halangan dan rintangan itu sebenarnya tidak ada, kemudian aku mulai meyimpulkan ternyata niat dan keuletan dalam diriku sama sekali tidak kutemukan. Aku tidak mempunyai semangat juang, aku tidak memiliki ekspektasi tinggi untuk segala tanggung jawab yang menjadi bebanku saat ini.
Hidup disekitar orang-orang hebat adalah salah satu dari kehidupankunku. Sebenarnya sangat mudah untukku bertukar pikiran bersama mereka yang seharusnya menjadi energi posotif tersendiri untuk “supply” semangatku. Amunisi yang aku butuhkan untuk menjadi lebih baik sebenarnya akan lebih cepat aku dapatkan . Namun mengapa lagi-lagi aku tetap menjadi seorang yang pemalas?
Aku tidak bodoh. Aku tidak termasuk kedalam sekumpulan manusia yang dongkol otaknya. Aku bisa berfikir jernih. Namun, untuk saat ini aku sedang malas. “Yaa .. aku malas”.
Ada yang menganjurkan agar aku lebih memahami diriku sendiri, dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan yang aku jumpai. Aku akan mencobanya. “Yaa .. “
Dingin, 05.08.11 / 10:53
Aku, Skripsi, dan kemalasanku .
0 comments:
Posting Komentar