Kamis, 22 Juli 2010
Home »
Mungkinkah Keabadian Terjadi dengan Kloning?
Mungkinkah Keabadian Terjadi dengan Kloning?
Hasil poling MSNBC hasilnya menunjukkan bahwa 81% orang Amerika tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian. Sementara, sebuah jajak pendapat yang juga digelar Pew Forum hasilnya justru menunjukkan kalau 82% orang di negara Paman Sam itu percaya pada kehidupan setelah kematian. Hasil poling berikutnya, 90% atau lebih orang Amerika mengaku percaya adanya Tuhan, sehingga kemungkinan versi Pew Forum lebih mendekati kenyataan.
Yang pasti, diakui atau tidak, kebanyakan dari kita berpikir tentang kematian, dan tidak sedikit pula orang yang yakin ada ’sesuatu’ setelah kehidupan kita sekarang ini
Berkembang pandangan berbeda soal makna ‘hidup kekal’. Dalam arti, semua makhluk hidup saat ini pada dasarnya sudah abadi.
Namun, sutradara Woody Allen mengatakan tidak puas dengan keabadian yang ia gambarkan melalui karya-karyanya, karena ia ingin hidup selamanya dengan tidak mati.
Bicara soal keberadaan manusia, setidaknya ada dua cara yang bisa ditempuh untuk itu.
Pertama, tanpa melakukan kloning terhadap manusia. Bahwa kini ilmu pengetahuan sebenarnya sudah mulai dekat dengan penemuan gen antipenuaan. Suatu hari, Anda mungkin bisa minum pil yang membuat Anda tidak akan menjadi tua.
Kedua, adalah dengan proses kloning. Ada dua jenis: terapi dan reproduksi. Yang pertama hampir tidak ada masalah. Sedangkan yang kedua adalah dilarang, kecuali di negara-negara tertentu di mana hukum membolehkan.
Untuk kloning hewan, memang tidak ada masalah. Seperti klonning domba Dolly di Skotlandia tahun 1997, atau yang paling baru kloning anjing Snuppy di Korea Selatan (2006). Dengan demikian, konsep kloning reproduksi telah terbukti nyata dan berhasil.
Lalu bagaimana dengan kloning manusia?
Untuk masalah manusia reproduksi, tidak semudah pada kasus kloning hewan. Sebab, kloning manusia akan berhadapan dengan tantangan hukum dan moral.
Majelis Umum PBB pada Agustus 2005, memang tidak mengadopsi deklarasi larangam semua bentuk kloning manusia. Kala itu, pemungutan suara menujukkan sebanyak 87 negara di dunia mendukung, 34 menentang, dan 70 abstain atau tidak ada. Tapi dekrit itu tidak mengikat.
Sementara itu, Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia dan Biomedikal melarang kloning manusia. Namun konvensi itu belum diratifikasi oleh sebagian besar negara di dunia.
Lalu di mana posisi Amerika Serikat soal kloning manusia?
Kloning manusia adalah sesuatu yang legal di mata hukum AS, tetapi ada beberapa larangan Federal terhadap penelitian. Pada masa pemerintahan George W. Bush banyak larangan, tapi pemerintahan Barack Obama mengakhiri larangan penelitian sel batang embrio, namun masih menentang kloning manusia.
Beberapa negara telah mengamati keengganan Amerika mendukung penelitian kloning manusia dan telah mengambil langkah-langkah pasti. Misalnya di Inggris, Universitas Newscastle pada 2005 menyatakan untuk mengkloning embrio manusia pertama.
Sementara Singapura, bekas jajahan Inggris yang berpenduduk 4,5 juta orang, mengadakan kompetisi untuk tujuan kloining ini. Pemerintah Singapura telah membuat pusat penelitian difokuskan pada pengembangan biomedis, merekrut para ilmuwan kelas dunia.
Bagaimana dengan Cina?
Direktur hewan kloning dari Universitas Connecticut, Jerry Yang Xiangzhong mengatakan kepada surat kabar Cina, bahwa Cina bisa melompat di depan AS dalam tiga tahun, jika para ilmuwan mereka mendapat lampu hijau untuk melanjutkan tehnologi kloning.
Katakanlah kloning reproduksi manusia suatu hari nanti tercapai. Keprihatinan selalu muncul, karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan menjadi diri kita yang sesungguhnya.
Ya, kita berspekulasi bahwa pada saat semua rintangan bioethical dihapus, teknologi komputer akan dikembangkan ke tahap di mana memori Anda dapat ditransfer ke tubuh baru. Nantinya, kemampuan otak dapat disimulasikan, layaknya komputer yang hanya memerlukan biaya sekitar $1,000 pada tahun 2020. Kemungkinan besar, fantasi terwujudnya sebuah keabadian bisa terjadi dalam rentang 25 tahun ke depan.
Sumber: inilah.com
About Us
Keep Writing ..
0 comments:
Posting Komentar