Selasa, 23 Maret 2010

merasa

Merasa akhir2 ini tulisan saya udah ga beda jauh dengan yang namanya diary.. Takutnya ntar jadi Vierra dongs ..

Senin, 22 Maret 2010

Dan ketika Itu

Kalo yang ini sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Awalnya diajak Rism mengunjungi kekasihnya. Semua ini dikarenakan fungsi mata yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dibumbui dengan penggunaan Celana yang tidak sesuai aturan, beserta sandal yang sudah menipis karena usang dimahan jaman. Gelap2, dan terpeleset nyebur kedalam mini goo yang dalamnya kira2 selutut, aku dalam keadaan memakai celana yang mudah pendek(baca longgar), huh !! Terpeleset dan mbeset seperti yang kawan2 saksikan. Itulah hasilnya. Namun setelah kabar baik ini ditulis (kabar baik karena Toko obat laku laris Counterpainnya), Alhamdulilah mbeset2 yang ada sudah mulus kembali. =))

Tidak penting (sebenarnya)

Dari hasil Training Organisasi BEM FIA,MAFIA BERKARYA 2010 yang aku ikuti kemaren(20/03), ada satu kebenaran yang kutemui, dan sebenarnya itu sangat tidak penting. Dasar akunya kurang kerjaan, wakyu lagi sesi break itu, iseng2 ke tingkat atas villa yang aku hinggapi. Setelah menemukan loteng, (masih dalam kurang kerjaan) aku naik2 diatas genteng yang ada. Mata liat2 sana sini, dan akhirnya kutemui gambar ini(Coba kawan2 sekalian amati). Sekarang mari berfikir?? Benda itu ada di loteng Villa Songgoriti ? Mangstabbb !! Buat apa lagi Coba ??

Jumat, 19 Maret 2010

Kata-kata hanyalah perantara apalah arti sebuah nama, jika kau telah mengenalnya bagai udara Sikap selalu bercerita, bahkan tanpa mulut dia bercerita, bersuara.. Jujur tak ada dusta, kalaupun hati harus berkompromi, maka dia tak akan mau bertelinga. Tuhan .. kau beri segalanya, kau ciptakan segalanya, terima kasih Tuhan Bahkan setetes airmata yang telah kau pikirkan untuk diciptakan, telah sangat berguna.

Kamis, 18 Maret 2010

Ingin rasanaya ada yang mengerti aku, Ikut merasakan kegundahan yang aku alami saat ini, Iyaa.. gundah .. bukan bimbang ataupun ragu.
Aku tahu permintaannya itu mulia, aku pun tahu apa yang dia anjurkan sebenarnya tak jauh dari menyelamatkanku. Mengajakku untuk segera berjalan kejalan yang semestinya kita jalani. Tak ada yang salah dari permintaan itu. Dosa pun akan jauh dari segalanya. Tapi mengapa, mengapa tak terketuk sedikitpun dari hati kecilku ini. perlu kau tahu kawan, diriku sebenarnya sangat inginkan itu, tapi mengapa aku tak bisa untuk melakukannya sekarang, dan aku pun tak bisa menjanjikan kapan aku bersedia untuk semua yang kau inginkan. Ingin rasanya segera mendapatkan berkah, hidayah akan semuanya. Pahamilah aku, tuntun langkah kecilku, aku percaya jalannku telah diaturNya.

Cukup bukan

bukan panas yang membuatku akan mundur mencintaimu..
bukan juga jarak yang buat aku tak mencintaimu.. Cukup satu, perasaan ini kan ku berikan Cukup satu ,hati ini kan ku serahkan Cukup satu..... Dia yang kan mendapatkanya.. *AGF

Ke (gelisah)an

“ Gila, terkutuk...apakah ini yang saya dapatkan dari institusi pendidikan ?” “ Bayar uang sekian juta, untuk mendapatkan sebuah siklus berupa duduk manis sampai mendengarkan kata-kata yang paling dinanti...Ok, kita lanjutkan minggu depan” “ Ihhh,,,udah banyak baca buku tapi koq tampak bodoh ya ? ketika dihadapkan realita. Dahlia, pagi itu benar-benar dibuat kesal. Sambil bersungut-sungut, ia serasa ingin mengumpat sebuah bangunan besar tempat ia “menuntut” ilmu. Sejenak terbersit bayangan tentang orang tuanya yang berpesan agar menjadi mahasiswa yang baik, biar berguna bagi nusa dan bangsa. “ahhhh,,,slogan macam apalagi itu ??? Mahasiswa ??? hmmm,,,menjadi maha ibarat menyamaratakan dirinya untuk menjadi Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan berbagai Maha lainnya yang identik dengan Tuhan. Akibatnya jelas, merasa sok tahu padahal tidak tahu apa-apa,,,sebab kita adalah generasi yang terpisah dari realitas...” Menjadi mahasiswa adalah sebuah puncak kebanggaan tersendiri bagi manusia yang baru saja lepas status dari “siswa”. Coba bayangkan disana-sini, gedung-gedung megah dan fasilitas mewah siap menyambut dengan sunggingan senyum. Pun, mahasiswa dimitoskan sebagai lapisan pendidikan terhormat dibanding lapisan lain. Hal yang sama, sempat tersemat dalam benak Dahlia. Namun, kejadian pagi itu tiba-tiba merobohkan anggapan yang menyelubungi dirinya. “Sudahlah, untuk sementara saya pergi dulu...menghilangkan sementara kepenatan” . “Gedung itu terlalu kokoh untuk ditaklukan”...”Toh, bukan saya saja yang merasakannya” Baru beringsut selangkah, ia menjumpai kawannya yang agak sesenggukan “Saya tidak mampu bayar SPP, sebab gaji dari orang tua tidak mencukupi”. “Bapak-ibu saya hanya seorang petani yang barusan gagal panen. Dengan upah tergantung pada musim. Selain itu, biaya masuk kuliah didapat dari utangan”...”Saya harus bagaimana lagi ?” “Sabar ya” ucap Dahlia dengan nada datar. Sembari menenangkan, sambil mengucapkan berulangkali kata sabar. Dan entah, sabar model apalagi yang harus dipakai ? Di satu sisi, ditangkapnya sebuah riuh rendah pembicaraan dua rekannya yang berdandan perlente layaknya borjuis kecil. “Walllaaaahhh,,,hanya sebegini SPPnya masih kalah dengan gaji orang tuaku, yang bekerja sebagai direktur perusahaan”...”SPP dengan julah begini, gak bikin bangkrut, tenang aja lah”... Dan sekali lagi, terlontar lagi kata sabar...kali ini yang terpikirkan betapa bengisnya peradaban ini. Dan bagaimana wujud bangsaku ke depan jikalau semua kepala serentak berucap seperti ini.Ya, memang sebuah ironi... Tak lama kemudian ditinggalkanlah, percakapan tersebut. Ia beranjak pergi menjauhi suasana tersebut. Tersebutlah sebuah lokasi dimana, lalu-lalang manusia membawa kertas sambil diburu kecemasan tentang nilai yang akan dipampang dalam Laporan Studi. Apakah ini yang dinamakan cerdas dikala penilaian manusia berdasarkan angka-angka yang tertera dalam secarik kertas ? Kalo begitu apa bedanya kita dengan robot ? Sambil melangkahkan kaki, ia melihat sebuah realitas yang menjadi perhatian khusus pada saat itu. Dilihatnya seorang anak kecil berbadan lusuh sambil menengadahkan tangan. Berharap uang receh akan jatuh ke jari-jemarinya yang mungil. “Nnnnyyyyyuuuuuwwwwwuuuunnnn...”* “Mbak, saya sudah dua hari gak makan...” Hati Dahlia terbuncah oleh pemandangan tersebut, untuk makan saja tidak bisa apalagi untuk menikmati bangku sekolah ataupun sekedar bercengkerama dengan anak seumurannya. Keganasan roda waktu sudah menghisapnya dalam alur kehidupan yang teramat kejam. Hingga pertarungan ini tidak semestinya dihuni oleh anak itu. Pun, yang lebih ironis. Bangku perkuliahan terlalu beku untuk menembus kenyataan tersebut. Kata miskin sudah terpenjara dalam teks-teks kosong dan diurai dalam teori yang pada akhirnya berhenti di lidah. Sekali lagi, apakah status (maha) siswa sudah angkuh untuk sekedar melihat fakta yang sebenarnya ??? ...Kegelisahan tak berhenti di situ saja... Setelah bocah itu pergi, ia kemudian bergumam. “Astaga, betapa beruntungnya aq ini. Ibarat perjudian, aq masih ditempatkan sebagai pemenang. Buktinya masih sempat menyandang level mahasiswa, meskipun kekecewaan baru saja datang membabi-buta. Coba lihat si bocah !?!” “dan lihatlah aku,,,,datang dari keluarga berada. Bapak ibuku masih sanggup mengeluarkan uang berjuta-juta sambil menumpuk harapan akan kemapanan yang akan datang pada diriku nanti” .....Kakipun semakin jauh melangkah..... Kenyataan berikutnya bak camera obscura.Sangat berkebalikan dan bertentangan. Dan kembali dilihatnya sebuah hukum rimba peradaban manusia. Disini terlihat bahwa sekelompok anak muda yang bergaya hidup mewah. Sambil tergopoh-gopoh menenteng barang belanjaan dan tertawa lepas. Tentunya bisa dilihat secara kasat mata, berapa uang yang harus terbayarkan untuk menyulap ke barang-barang konsumsi. “Apakah ini yang disebut adil ?????” “Apakah kenyataan ini murni langsung dari Sang Pencipta ???” “Saya yakin 100%, mereka mampu menikmati segala fasilitas yang ada dengan sejumlah uang yang ada di kantong mereka.....apalagi hanya bangku kuliah” Kemudian ia teringat kata-kata Wolfgang Goethe, penyair Jerman yang pernah berkata bahwa “Uang adalah Dewa Dunia”. Inilah kenyataan yang memang terjadi bahwasanya semua dinilai dari uang mulai dari hal yang sebesar kuman sampai hal yang paling berat sekalipun. Bak dunia yang sudah dibandroli. Pun, keadaan tersebut menjurus kepada logika konsumtif yang terpuaskan lewat hasrat membeli dengan tujuan abstrak. “Beli-beli,,,konsumsi-konsumsi”, seperti yang dikatakan Homicide. Plus embel-embel “You are what you buy”. “Astaga, di pendidikan pun nilai bisa diperjualbelikan” “Apakah arti dari semua ini ???” “yang seperti ini disebut,,,mencerdaskan kehidupan bangsa sekali lagi mencerdaskan dengan tarif sekian ??? “Huuhhh, lelucon macam apalagi yang sedang dipraktekkan oleh negara ini...” “bukankah mereka, sudah berkomitmen untuk menanggung semuanya...apalagi pendidikan. Seperti yang ada dalam pasal 31 UUD 1945, dan selalu aku hapalkan sejak SD...” “Dan,,,buat apa lagi kalau ritual pesta demokrasi selalu diadakan” Kegelisahan tersebut serasa menggumpal, dan menghantui pikiran Dahlia...dan yang hanya bisa dilakukan. “Sabar...sabar...kira-kira sabar macam apalagi ???,,,” Sambil membayangkan, muramnya wajah ibu pertiwi dan betapa mengerikannya jengkal-jengkal kehidupan di Nusantara ini.... ....,Kegelisahan pun berlanjut... “Apa yang bisa saya lakukan ???... “...Dan Nusantara,,,kepada siapa lagi kegelisahan ini akan saya tumpahkan ???..” Ya,,,pertanyaan-pertanyaan tersebut membentur angkuhnya tembok institusi pendidikan ,tenggelam di derap langkah peradaban modernisasi, terperangkap di deretan teks-teks kosong buku. * Minta, dalam bahasa Jawa HKW Mlg, 14/03/09, 03:45 Oya, jeng...sebelumnya aq ucapkan terima kasih atas tulisanmu kemarin...deretan kata2 tersebut menjadi seberkas inspirasi di saraf kepalaku dan hebatnya memecah kegelapan di alam pikiranku untuk selanjutnya saya adu dalam lomba cerpen. Makanya saya paksa kamu untuk kirim tulisan yang sama,,,heheheh....sebab dari apa yang kamu ceritakan bisa saya bahasakan dalam cerpen tentang tidak pedulinya negara ini kepada pendidikan. (ta'buka rahasia dapurku yo)...btw, keep writing...comrade !!!. tentunya kamu ingat kan dengan kata2 pram kemarin “...jikalau kamu menulis, suaramu tak akan lenyap ditelan angin...akan abadi...” Masalah tulisan yang bikin malu atau dsb. Bagiku gak masalah...Seperti halnya seorang balita yang sedang belajar sepeda, dia akan mengalami kejatuhan sebelum benar2 mahir...Artinya perlu latihan, yang sering untuk mengasah ketajaman pikir dan lihainya tangan dalam merangkai ide yang bertebaran sana-sini...Ide ada dimana-mana,,,selmaat mencoba. Btw, aq kena hak cipta gak ??? sebab mengambil sejumput makna dari tulisanmu kemarin,,,hihihihih

Sabtu, 13 Maret 2010

Hikmah Memakai Jilbab

Berikut ini beberapa hikmah dari diwajibkannya jilbab bagi seorang muslimah :

a) Sebagai identitas seorang muslimah Allah memberikan kewajiban untuk berjilbab agar para wanita mukmin mempunyai ciri khas dan identitas tersendiri yang membedakannya dengan orang-orang non muslim. b) Meninggikan derajat wanita muslim (muslimah) Dengan mengenakan jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka auratnya di sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata yang terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan memilikinya. Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap orang dapat dengan mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya kembali. c) Mencegah dari gangguan laki-laki tak bertanggung jawab Hal ini mudah dipahami karena dengan seluruh tubuh tertutup kecuali muka dan telapak tangan, maka tidak akan mungkin ada laki-laki iseng yang tertarik untuk menggoda dan mencelakakannya selama ia tidak berperilaku yang berlebih-lebihan. Sehingga kejadian-kejadian seperti perkosaan, perzinaan, dsb dapat dihindarkan. d) Memperkuat kontrol sosial Seorang yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya khususnya dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari bahwa dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah ingat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.

*Dikutip

Jumat, 05 Maret 2010

Seekkk.. Ngayal..

Mb Luna:"Loh mb, kok baru diambil sekarang?" saya :"Heehee .. iya mb, saya tadi jam9 ada kuliah" (bohong) Mb Luna:"Oh pantess .. t'tunggu2 ga dateng2" Saya :"Maaf ya mb .." MbLuna :"Okeeyy gapapa.. ini draff nya , dipelajari dulu ya dek, kalo kurang nanti tanya bapak lagi." saya : Okeyy mb Lun .. suwun ya mb" setelah buka amplop, dan kuliat draf pertanyaan yang aku buat sudah terisi penuh. Alhamdulilahh .. (Amin..)

Tidak Menyangka

Ga nyangka .. karena perantara barang mungil ini, Kurasa hidupku sedikit berbeda. Tiap pagi ada pesan singkat didalamnya yang tersirat penuh makna. Bukan pesan dari sembarang kawan. Tapi dari seseorang yang mampu mengajakku untuk mengubah kebiasaan pagiku. Iya.. mungkin hanya seperti adanya. Aku tak mampu berkata lebih. Coba rasakan apa yang akau rasakan ini kawan .. *_*

Selasa, 02 Maret 2010

Cerita tentang "STRUKTUR" akhh

Waktu pertama aku masuk tahun 2008 tepatnya, dikavling10 ada sebuah struktur keorganisasian. anggotanya terdiri dari Bidang Organisasi, yang diisi oleh Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum. terus ada lagi 3 departemen yang masing-masing bernama Dept Mimbar Mahasiswa, Ketawang Gede, sama Dept Kavling10. Kalau mau dijabarkan lagi, Di Dept Mimbar Mahaiswa dan Ketawang Gede itu masing-masing ada Pemimpin Umum, Pimpinan Redaksi, dan Redaktur Pelaksana, sedangkan di Dept kavling sepuluh sendiri ada Koordinator, bidang MSDM, dan bidang Litbang. Nahh, kemariinn.. pas RANGGORE XXV yang diadakan 3 hari di Lobby RW Unitas, terbentuklah suatu struktur kepengurusan yang baru. Terjadi perombakan disetiap pengurusnya. Dalam Organisasi ada Pemimpin Umum beserta Sekertaris Umum, dan DanaUsahanya. Kini terdapat Redaksi Mimbar Mahasiswa yang terdiri dari Pimpinan Redaksi, dan Redaktur Pelaksananya, ada juga Redaksi Kronik Kampus yang rencanaya ga lagi dibuat buletin, tapi didesign seperti media magang manuscript tembok. Pada redaksi yang dulunya bernama Ketawang Gede ini juga tak jauh berbeda dengan Mimbar Mahasiswa, terdiri dari Pimpinan Redaksi, dan Redaktur Pelaksana. Kemudian terdapat Dept MSDM, dan Dept Litbang yang tak berbeda dari yang struktur terdahulu. Dialnjutkan dengan adanya Dept Humas yang terdiri dari humas Internal yang memegang media Online, dan humas Eksternal yang berhubungan dengan pihak luar, biasanya Persatuan Pers Mahasiswa (PPMI), dan Dewan Pers Mahasiswa (DPM). Yahh.. seperti itulahh kepengurusan baru kita, Kavling10 saat ini.

selanjutnya tentang UAPKM-UB

Singkat aja ya kawan .. sekitar 20 bulan yang lalu, ku pilih organisasi Unit Aktivitas Pers Kampus ( UAPKM ) sebagai salah satu sampingan yang aku jalani disamping aku menjalankan kuliahku di Unvetsitas Brawijaya ( UB ). Ga banyak yang aku ketahui, kenapa aku memilih organisasi tersebut, entah mengapa. Mungkin awalnya sekedar iseng belaka, sekedar ingin menggali bakat, siapa tahu kelak aku jadi pemilik media selayaknya Dahlan Iskan, hehhee .. Yaa mungkin pingin coba-coba saja, nerusin kesibukan yang pernah kucicip waktu SMA dulu, meskipun hanya sedikit. Awal masuk Kavling10, yang aku banyak informasi yang aku dapatkan disana. managemen keredaksian, reportase, layouting, dan sebagainya. Baru rasanya menerima ilmu-ilmu tersebut. Dulu juga tak banyak kawan yang aku dapetkan disana. Awalnya banyak yang bilang aku pemalu, hehhhe .. tapi sekrang sudah bisa kunetralkan keadaan itu. Bergaul dengan teman yang bak keluarga, Seneng sama-sama, tapi sedih loe tanggung sendiri (hhaa. bercanda). Intinya bannyak deh ilmu yang aku dapatkan disana, kelak semoga hal itu ga sekedar ilmu belaka, tapi bisa berguna dikehidupannku kelak . * Ternyata masih seperti Curhattt .. =))

Ranggore XXV UAPKM UB

3 hari yang panjang dilalui untuk melaksanakan satu agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnnya di Kavling sepuluh. Kantor berita yang menjadi Icon persma di kampus Brawijaya. Mungkin Ranggore kali ini lebih banyak berbeda dengan Ranggore-ranggore sebelumnya yang telah terlaksana. Aku pribadi, ini adalah Ranggore kedua yang aku Ikuti selama berkecimpung dalam dunia Jurnalistik. Oia.. sebelumnya mungkin kawan-kawan sempat bertanya apa itu Ranggore? Ranggore adalah singkatan dari Rapat Anggota dan Reformasi. Dimana merupakan suatu forum yang bermaknakan proses melahirkannya suatu kepengurusan baru ditengah terdemisionernya kepengurusan lama untuk Unit Aktivitas Pers Mahasiswa atau yang sering tersapa dengan "kavling10". Dengan begitu menandakan bahwa kavling10 bakalan membuka lembaran baru dan memulainya dengan coretan tipis setiap produknya . *selanjutnaya tentang kavling1o akan aku jelaskan di lembar berikutnya, Yuukk ..

Ini aku yang sebenarnya

Tak ada niat seburuk itu terhadapmu, mungkin ini terlalu dini, mungkin ini tak kau sangka, mungkin ini membuat duniamu menjadi hitam, mungkin ini yang ada membuatmu muak akan diriku, tak ada niatku untuk menyakiti apa yang ada, apa yang menjadi buah bibir semua orang saat ini dan sampaikapanpun. cerita yang mungkin ga hanya sebatas verita untukku, gelapnya malam terkadang membuatku utuk enggan melihat. Namun, inilah aku, aku yang mungkin tak kau sangka hatinya sebelumnya. Salah yang terjadi bukan suatu takdir yang terencana, hanya sebatas inginku keluar dari apa yang seharusnya tidak terjadi. Meski mata tak lagi memandang, namun santunmu akan terus terasa. Sampai kini, dan sampai kudapatkan sosok yang selama ini kucari ..

Senin, 01 Maret 2010

Lembaran Baru

Lembaran baru di Bulan Maret tahun 2010 . Sepertinya tak ada yang berbeda dengan apa yang aku alami sebelumnya, atau mungkin ga peka dengan keadaan yang ada. Ingin berkata tapi sepertinya rangkaian kaata itu sulit terucap. Bertindak.. tapi enggan melaksanakan. Lantas harus seperti apa? Seperti air yang mengakir? Begitu ? Tidak mungkinn .. Saau seperti ini yang selalu aku nantika. Mulai mengikuti lincah jemari untuk sesekali menggores pikiran-pikiran kedalam suatu bentuk kosa kata kehidupan baru. Merasakan betapa sebenarnya banyak sekali cerita kehidupan yang banyak memberi pelajaran hidup. Semua itu pasti berdasar. Mempunyai tujuan, dan bagaimana caranya aku mengolah kesemuanya itu menjadi suatu pokok yang dapat menuntunku ke jalan yang berarah dikemudian hari. [dee]

About Us

Keep Writing ..